Minggu, 01 Juli 2012

Pilih Cagub yang Amanat, Bukan Khianat Pada Daerah Asalnya

[SIARAN PERS KAMPANYE PEMILUKADA RELAWAN SIAP (RESI) JAKARTA-(3)]

Salah satu kriteria masyarakat dalam memilih seorang pemimpin adalah bahwa si pemimpin yang bersangkutan itu memiliki kemampuan dan track record mampu mengemban dan menjalankan amanah itu sebaik-baiknya. Kriteria ini tentu saja berlaku bagi masyarakat Jakarta yang sedang menggelar dan merayakan pesta demokrasi lokal bernama pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) yang akan menentukan siapa yang bakal menjadi gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta pada periode 2012-2017.

Di banding dengan cagub-cawagub lain, tinjauan atas catatan prestasi yang telah berhasil ditoreh untuk Jakarta, tentu saja cagub incumbent, Fauzi Bowo, telah menorehkan prestasi yang cukup signifikans ketika beliau harus menerima dan mengemban amanat yang diberikan masyarakat Jakarta untuk memajukan Jakarta sejak periode 2007 hingga 2012 ini. Sedangkan cagub-cawagub lain tentu saja masih dalam tataran “berencana” dan “belum berbuat” untuk Jakarta.

Serangkaian program, kebijakan dan pendekatan-pendekatan terobosan guna peningkatan harkat dan martabat masyarakat Jakarta telah dijalankan. Ada yang telah berjalan baik, dan tentu saja ada yang perlu ditingkatkan kualitasnya.

Diantara capaian-capaian cagub incumbent dalam lima tahun terakhir yang menggembirakan diantaranya adalah program pendidikan gratis dan kesehatan gratis, program Banjir Kanal Timur yang membuat Jakarta tak akrab lagi dengan Banjir, telah dimulainya proyek MRT (Mass Rapid Transit) sebagai salah satu solusi kemacetan Jakarta, dan program stimulus ekonomi untuk pemberdayaan ekonomi di tingkat kelurahan di DKI Jakarta.

Lewat APBD Perubahan 2012/2013, khususnya pada alokasi sektor pendidikan, menandai Jakarta di bawah Gubernur Fauzi Bowo telah menjadi Provinsi pertama yang menerapkan pendidikan gratis selama 12 tahun secara merata di wilayahnya. Dan lewat program kesehatan yang dijalankan di bawah kepemimpinan Fauzi Bowo, Provinsi DKI Jakarta pun tercatat sebagai provinsi dengan tingkat usia harapan hidup tertinggi di Indonesia, yakni 74,6 tahun untuk laki-laki, dan 78 tahun untuk perempuan.

Itulah gambaran bahwa cagub incumbent Fauzi Bowo telah berusaha menunaikan sebaik-baiknya amanah yang diberikan warga Jakarta pada lima tahun yang lalu. Dan justru track record pemimpin yang amanah ini agak abai diterapkan oleh beberapa cagub-cagub lain. Seperti Cagub yang kini masih menjabat menjadi Wakikota Solo dan Gubernur Palembang, yang mana mereka masih “berhutang” janji kepada masyarakat di sana yang memilihnya beberapa waktu lalu.

Sebagaimana diketahui, cagub-cagub yang masih menjabat di daerahnya masing-masing itu hingga kini masih berhutang janji di daerahnya sebagai kepala daerah. Banyak dari janji-janji itu yang belum terselesaikan, tapi malahan mereka dengan seenaknya mendaftarkan diri sebagai Cagub di DKI Jakarta, meninggalkan rakyat yang memilih dan memberikan amanah kepadanya di daerah asalnya, padahal mereka belum selesai masa jabatannya. Bukankah itu pertanda bahwa cagub-cagub itu pada menit pertama telah menorehkan memiliki track record sebagai figur yang khianat terhadap rakyat yang memilihnya di daerahnya masing-masing?

Jadi buat apa warga Jakarta memilih cagub yang punya track record berkhianat pada masyarakat di daerahnya, jka masih ada cagub incumbent yang telah terbukti amanah, dan tinggal terus meningkatkan prestasi dan kinerjanya.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar